EMPAT RESPONS TERHADAP KEMISKINAN | ||||
| 1 | 2 | 3 | 4 |
Akar Masalah | · Keadaan di luar kuasa manusia · Suratan nasib · Bencana alam | · Rendahnya pendidikan · Lemahnya sumberdaya yg menyebabkan rendahnya standard hidup · Kecilnya kesempatan · Rendahnya teknologi | · Eksploitasi · Dominasi · Penindasan · Alienasi | · Struktur dan sistem nilai yang salah. |
Tujuan | Membebaskan orang dari penderitaannya | · Meningkatkan produksi · Menumbuhkan kemandirian · Memberikan kesempatan yang sama | · Menentang dan mengubah struktur yang menindas | Membangun stuktur ekonomi, politik, hukum dan pendidikan alternatif |
Program | · Penanganan kelaparan · Pusat-pusat pengungsi · Penitipan anak · Klinik kesehatan | · Pelatihan teknis: - pertanian - industri rumahan - kegiatan peningkatan pendapatan - kesehatan - simpan pinjam - affirmative action | · Serikat buruh · Partai politik · Gerakan · Program-program penyadaran | Serikat-serikat pekerja, model-model alternatif dalam pendidikan, pelayanan kesehatan , pengembangan ekonomi, kegiatanj berkesenian, pengembangan komunitas, penghayatan agama, pembelajaran antar komunitas. |
Jenis Perubahan | PERUBAHAN FUNGSIONAL | PERUBAHAN STRUKTURAL | ||
Tipe Kepemimpinan | Ketergantungan besar pada otoritas | Konsultatif | Terbagi di antara para wakil dari lapis terbawah ke atas. Disiplin ketat | Animasi, pengembangan potensi, partisipasi, tanggungjawab yang terbagi, tanggung-gugat pada rakyat. |
Semangat Dasar | · Membantu orang miskin · Belas-kasih/charity | · Membantu orang untuk bisa membantu dirinya sendiri | Profetik. Menolak kebatilan. Mendorong kebajikan | “Lihatlah, saya membongkar dan membuat semua menjadi baru” |
Paradigma | KESEJAHTERAAN | PEMBANGUNAN | PEMBEBASAN | TRANSFORMASI |
TINGKATAN | EMPAT TINGKATAN KESADARAN Situasi Komunitas: Sikap dan tindakan tipikal | EMPAT TINGKATAN KESADARAN Tipe-tipe Pendampingan | |
Kesadaran tertutup atau kesadaran pecah · Naif · Tergantung · Teralienasi · Tertekan | Masyarakat tertutup, tidak terbuka pada perubahan, atau masyarakat yang pecah, di mana pola-pola baru sulit diterima. Budaya bisu, fatalisme atau sikap pasrah,“Semua ini kehendak Tuhan”. “Semuanya memang sudah selalu seperti ini, tidak mungkin berubah”. Penjelasan-penjelasan magis untuk berbagai peristiwa yang terjadi misalnya, karena kutukan, karena guna-guna. Alam, budaya dan sejarah adalah sesuatu yang terberi, bukan bentukan sosial. Penerimaan mutlak kepada pihak yg berkuasa misal-nya,“mereka yg kaya memang sudah selayaknya kaya dan yang miskin memang karena malas dan bodoh.” Cara yang berulang dan tidak berubah dalam memenuhi kebutuhan dasar, ritual-ritual tradisional, pemujaan kejayaan masa lalu, se-dikit sekali upaya untuk mengubah kondisi sekarang dan masa depan. | Pendekatan yg melanggengkan situasi yang ada/menghambat perubahan | Pendekatan yg menyumbang kepada tranformasi |
Pendekatan paternalistik – bekerja demi rakyat. Kebutuhan rakyat ditanggapi lewat tindakan sesaat. Pemberian cuma-cuma yg menciptakan ketergantungan. Membuka kesempatan utk pe-ningkatan orang per orang secara individual tanpa mengembangkan rasa tanggung-jawab bersama untuk komunitas. Bergaul dengan rakyat miskin tanpa bersedia terlibat dalam perjuangan mereka untuk mengubah keadaan. | Mengindentifikasi lapisan kelas sosial dan ekonomi. Memfasilitasi orang dan kelompok agar lebih sadar, berani bicara, mampu menganalisis,menjelaskan permasalahan dan meyakinkan orang lain. Mengidentifikasi aspek-aspek agama dan budaya lokal yang bermuatan pesan-pesan pembebasan. Meningkatkan kemampuan orang untuk memecahkan budaya bisu, berbicara terbuka dan jujur dan mempercayai pengalaman mereka. Meningkatkan ketrampilan dengan cara mendirikan dan mengelola organisasi untuk mengatasi permasalahan lokal. | ||
Kesadaran tumbuh
| Ada tanda-tanda perubahan terba-tas misalnya pada teknologi, ba-ngunan fisik, pola-pola sosial. Konflik antar berbagai kelompok yang berbeda kepentingan. Tindakan lokal dan sendiri-sendi-ri untuk memecahkan masalah mendesak. Adanya proyek-proyek swadaya | Tindakan cepat dilakukan untuk memenuhi hanya kebutuhan langsung. Pengelompokan masyarakat dipusatkan pada tokoh lokal yang mengklaim dan mengambil alih inisiatif komunitas. Proyek-proyek pembangunan atau pengembangan masyarakat kecil-kecilan dengan kepemimpinan yang ditunjuk dari atas dan yang tidak membuka ruang untuk partisipasi rakyat dan proses pengambilan keputusan yang demokratis. | Mendorong berbagai kelompok untuk secara bebas mengemu-kakan pandangan, harapan dan alasan mengapa tindakan harus dilakukan. Mencari sebab-sebab ketidak-adilan yang terjadi Mengembangkan pola-pola baru dalam pengambilan ke-putusan dan proyek-proyek kecil yang menerapkan pro-ses perencanaan bersama, aksi-refleksi-aksi, dst. Tidak mencabut orang-orang yang kritis dan sadar dari komunitasnya, tetapi men-jadikan pandangan dan ko-mitmen mereka milik bersama dan tanggungjawab seluruh komunitas. |
Kesadaran Reformatif
| Mengakui adanya berbagai lapis kelas sosial dengan kepentingan yang beda. Konflik terbuka. Mulai tumbuhnya serikat buruh, tani, rakyat miskin kota, dsb. Adanya kehendak kuat untuk menentukan nasib sendiri dengan mengandalkan sumberdaya yang dipunya. Beralih dari persepsi ke analisis. Mulai mempertanyakan mengapa yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin, mengapa ada sebagian kecil orang dengan kekuasaan sangat besar. Berjuang untuk ikut menentukan keputusan bersama berbagai kelompok pemegang kekuasaan. Belum mempersoalkan struktur piramida kekuasaan atau nilai-nilai yang menguntungkan penguasa misalnya, undang-undang yang lebih melindungi kekayaan penguasa dari pada melindungi kepentingan rakyat. Adanya tuntutan kenaikan upah, jam kerja lebih pendek. Senang dengan slogan-slogan. Berebut kedudukan, hanya mengganti orang, bukan struktur. | Dibentuknya organisasi-organisasi besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan pola kerja yg otoriter dan sentralistik, yg memaksakan ideologi tertentu, tdk mendorong orang untuk berpikir sendiri. Mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa mempertanyakan corak pertumbuhan yang terjadi. Menganggap kegiatan yang dilakukan sebagai satu-satunya yang tepat dan benar. Memandang politik hanya sebatas pemilihan umum. | Model-model yang mendorong kelompok-kelompok masyarakat mengkaji situasi secara kritis dan membuat rencana kerja. Mengkaji perbedaan kepentingan · antara kelas yang berbeda dalam masyarakat · di dalam organisasi sendiri Mendorong terjadinya dialog terus menerus antara pemimpin dan massanya. Siklus aksi-refleksi yang mengarah kepada evaluasi terus menerus atas nilai, tujuan dan strategi. Menempatkan perjuangan dalam konteks sejarah. |
Kesadaran transformatif | Berkembangnya pola-pola hubungan baru antar kelas
Keasadaran bahwa ‘kebebasan adalah perjuangan terus menerus.’Karenanya, keterlibatan individu dan kelompok merupakan proses permanen bagi pembaruan dan pembebasan. Adanya kewaspadaan akan kemungkinan berkembangnya pola-pola penindasan baru | Terlalu menekankan pentingnya teknologi demi efisiensi. Memanfaatkan perbedaan suku, ras, budaya dan agama untuk memecah belah kelompok-kelompok yang pada hakikatnya mempunyai kepentingan yang sama. Sikap menentang imperi-alisme internasional yang asal-asalan, bukan dengan strategi yang dipertimbangkan masak-masak. | Mendorong kebiasaan orang untuk melakukan refleksi atas kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi. Melakukan berbagai eksperimen kreatif. Mengganti struktur otoriter dengan struktur swa-kelola dan partisipasi aktif di semua tingkatan. Adanya komunikasi terbuka dengan dan antar kelompok-kelompok akar rumput. Mendorong terbentuknya jaringan-jaringan kerjasama. Membangun solidaritas nasional dan internasional dan aliansi yang kuat antar berbagai kelompok dengan kepentingan yang sama. |
Bahan diambil dari: Anne Hope and Sally Timmel, Training for Transformation, A Handbook for Community Workers (London: Immediate Technology Publication Ltd, 1999) Book III, pp. 76-79.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar