Selasa, 23 Februari 2010

Fakultas Filsafat Akhirnya Meninjau Kembali Kebijakan Mengenai Sistem Pembayaran SPP

Setelah mendapat reaksi keras dari mahasiswa tentang persoalan sistem pembayaran SPP, akhirnya Fakultas Filsafat meninjau kembali kebijakan tersebut. Diawali dengan pertemuan pada tanggal 08 Februari 2010 lalu, mahasiswa kembali bergerak untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut pada tanggal 15 Februari 2010 dengan pihak Dekanat. Apa yang menjadi tuntutan mahasiswa adalah mengembalikan sistem pembayaran SPP seperti sedia kala.



Pada pertemuan pertama, telah disepakati sebuah jalan tengah dengan menggunakan surat dispensasi mengenai penangguhan pembayaran BOP dengan rentang waktu yang ditentukan, dan tidak melalui birokrasi yang berbelit. Namun, kenyataannya mahasiswa masih sulit (repot) untuk mengurus surat dispensasi ini. Atas dasar kasus tersebut, mahasiswa kembali mengadakan pertemuan lebih awal dengan pihak Dekanat, walaupun pihak Dekanat sudah menjadwalkan akan bertemu dengan mahasiswa pada tanggal 17 Februari 2010.

Rengga, salah seorang mahasiswa Filsafat yang ikut hadir dalam pertemuan kedua tersebut, mengungkapkan bahwa mahasiswa Filsafat sangat keberatan terhadap sistem yang diterapkan ini, mereka harus membayar SPP dan BOP secara langsung, dimana sebelumnya pembayaran tersebut dilakukan secara terpisah dalam rentang waktu 3 bulan. Pihak Fakultas mempunyai sebuah argumen bahwa kebijakan ini untuk menutup kas Fakultas yang hampir kosong (selain instruksi langsung dari Rektor mengenai sentralisasi administrasi kampus) dan untuk meminimalisir oknum-oknum mahasiswa yang menunggak uang BOP hingga waktu yang cukup lama. Pihak Fakultas juga mengatakan, kebijakan ini sama sekali tidak bermaksud memberatkan mahasiswa, namun mereka juga mengakui bahwa sosialisasi terhadap kebijakan ini sangat kurang.[OI]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar